Translate

Minggu, 26 Juni 2016

Prosa Baru



Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat. Bentuk-bentuk prosa baru adalah sebagai berikut:

A. Roman

Roman adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut. dugfiugs

Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:

  1. Roman transendensi, yang di dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
  1. Roman sosial adalah roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
  2. Roman sejarah yaitu roman yang isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
  3. Roman psikologis yaitu roman yang lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
  4. Roman detektif merupakan roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.

B. Novel

Novel berasal dari Italia. yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.

C. Cerpen

Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.

D. Riwayat

Riwayat (biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.

E. Kritik

Kritik adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.

F. Resensi

Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.

G. Esai

Esai adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi. dan tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.

Pengertian dan Jenis Kalimat



2.1     Pengertian Kalimat

Menurut Abdul Chaer (2008:5) dalam bukunya yang berjudul Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), kalimat adalah satuan sintaksis yang dibangun oleh konstituen dasar (biasanya berupa klausa), dilengkapi dengan konjungsi (bila diperlukan), disertai dengan intonasi final (deklaratif, interogatif, imperative, atau interjektif).

Menurut Alwi, dkk., kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduanataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu di dalamnya disertakan juga berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah(-), dan spasi (2003: 311).

Kemudian, menurut Putrayasa (2010: 20), kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai anada akhir naik atau turun.

2.2     Jenis Kalimat

Menurut beberapa pakar bahasa, kalimat masih dapat diuraikan menjadi beberapa bagian ditinjau dari jumlah klausa, bentuk sintaksisnya, kelengkapan unsurnya, dan susunan subjek dan predikatnya. Berikut klasifikasi kalimat menurut Effendi Sanusi (2006:107).

2.2.1     Kalimat menurut Bentuknya
Menurut bentuknya (struktur gramatikalnya), kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

A.    Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa.
Contoh kalimat diambil dari puisi W.S. Rendra yang berjudul Balada Terbunuhnya Atmo Karpo.
                               
Segenap warga desa mengepung hutan itu.
                             S                            P          K tempat

B.     Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

1)      Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang pola-pola kalimatnya memiliki kedudukan yang setara, tidak ada pola kalimat yang menduduki suatu fungsi yang lebih tinggi dari pola yang ada. Kalimat majemuk setara dapat dibedakan menjadi tiga macam: kalimat majemuk setara hubungan penjumlahan, kalimat majemuk setara hubungan pemilihan, dan kalimat majemuk setara hubungan pertentangan.

a.      Kalimat Majemuk Setara Hubungan Penjumlahan
Kalimat majemuk jenis ini terjadi dengan merangkaikan dua kalimat tunggal. Dua kalimat tunggal itu dapat dirangkaikan dengan kata hubung dan dan serta. Contoh kalimat diambil dari cerpen Tas Pelangi karya Aristy Novia Putri.

Tas dengan warna-warna cerah dan corak yang bagus selalu membuat iri.

b.      Kalimat Majemuk Setara Hubungan Pemilihan
Yang dimaksud dengan hubungan pemilihan ialah hubungan yang menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan yang dinyatakan oleh kedua klausa yang dihubungkan. Kata untuk menyatakan hubungan pemilihan ialah atau. Contoh diambil dari novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari halaman 28.

           Tidak juga Ojos, atau Kugy, tahu jawabannya.

c.       Kalimat Majemuk Setara Hubungan Pertentangan
Yang dimaksud dengan hubungan pertentangan ialah hubungan yang menyatakan bahwa yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan yang dinyatakan dalam klausa kedua. Hubungan itu ditandai oleh kata tetapi atau sedangkan. Contoh diambil dari cerpen Tas Pelangi karya Aristy Novia Putri.

Pandangan tersebut bukan pada Ibunya, tetapi pada kain coklat usang yang dijahit Ibu.

2)      Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua buah klausa atau lebih dan kedudukan klausa itu tidak setara (terdiri atas induk kalimat dan anak kalimat). Hubungan itu ditandai dengan kata seandainya, karena, atas, dan sehingga. Contoh diambil dari novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari halaman 252.

Ia resmi menyandang title pegawai termuda karena dialah satu-satunya yang bekerja dengan status magang sambil menunggu ijazah.
2.2.2     Kalimat Berdasarkan Maknanya
Jika ditinjau dari segi makna atau nilai komunikatifnya, kalimat dapat dibedakan menjadi empat macam: kallimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan kalimat seru.

1)      Kalimat Berita
Kalimat berita, yang sering pula dinamakan kalimat deklaratif, adalah kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Contoh diambil dari cerpen Tas Pelangi karya Aristy Novia Putri.

                 Ternyata Ayu bukan tipe cewek sejahat yang Ella kira.

2)      Kalimat Perintah
Kalimat perintah, yang disebut juga kalimat imperative, adalah kalimat yang maknanya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Contoh diambil dari puisi Balada Terbunuhnya Atmo Karpo karya W. S. Rendra.

                 Majulah Joko Pandan!

3)      Kalimat Tanya
Kalimat Tanya, yang biasa disebut kalimat introgatif, adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang. Contoh diambil dari cerpen Tas Pelangi karya Aristy Novia Putri.

                 Ella, kenapa tidak masuk kelas?
4)      Kalimat Seru
Kalimat seru, disebut juga kalimat interjektif, adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati pembicara: perasaan gembira, kagum, sedih, takut, heran, jijik, dst. Contoh diambil dari cerpen Tas Pelangi karya Aristy Novia Putri.

                 Ya ampun, Ayu, kamu baik banget!

2.2.3     Kalimat Berdasarkan Peranan Subjek
Berdasarkan peranan subjeknya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat aktif dan kalimat pasif.

1)      Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan. Contoh diambil dari novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari halaman 59.

Keenan memejamkan matanya sejak sepuluh menit pertama kereta api itu bertolak dari Stasiun Bandung.

2)      Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Contoh diambil dari novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari halaman 200.

           Kamar kamu yang dulu sudah dibersihkan.

2.2.4     Kalimat Berdasarkan Kelas Kata Predikatnya
Berdasarkan kelas kata predikatnya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat verbal, kalimat nominal, kalimat adjektival, dan kalimat numeral.
S
1)      Kalimat Verbal
Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas verba. Kalimat verbal dapat dibedakan menjadi kalimat verbal transitif dan kalimat verbal taktransitif.

a.      Kalimat Verbal Transitif
Kalimat verbal transitif adalah kalimat verbal yang membutuhkan objek. Contoh diambil dari cerpen Tas Pelangi karya Aristy Novia Putri.

Ella meneguk segelas air sambil memandangi sosok perempuan yang sedang menjahit.

b.      Kalimat Verbal Taktransitif
Kalimat verbal taktransitif adalah kalimat verbal yang tidak membutuhkan objek. Contoh diambil dari cerpen Tas Pelangi karya Aristy Novia Putri.

Ia segera pergi begitu saja seolah-olah dia baru saja berbicara pada angin.

2)      Kalimat Nominal
Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina. Contoh diambil dari puisi Kampung karya Subagio Sastrowardojo.

           Hidup di negeri ini seperti di dalam kampung.

3)      Kalimat Adjektival
Kalimat adjektival adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas adjektiva. Contoh diambil dari puisi In Memory of W. B. Yeats karya W. H. Auden.

           Hari ia meninggal adalah hari gelap dan dingin.

4)      Kalimat Numeral
Kalimat numeral adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas numeralia. Contoh diambil dari Contoh diambil dari novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari halaman 36.

           Keluarga besarku, the “K” family, lima bersaudara.