Menurut
Suyanto (2011:16) hakikat bahasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang mendasar dari bahasa.
Bahasa memiiki sifat yang teratur, berpola, memiliki makna dan fungsi. Sistematis diartikan pula bahwa bahasa itu tersusun menurut suatu pola, tidak tersusun acak. Sebagai suatu sistem bahasa juga sistemik. Sistemik atau sistematis maksudnya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi juga terdiri atas sub-subsistem
2. Bahasa itu berwujud simbol/lambang
Ungkapan
simbol/lambang sudah sering kita dengar, misal, ungkapan merah lambang berani
dan putih lambang suci. Bahasa sebagai lambang artinya memiliki simbol
untuk menyampaikan pesan kepada lawan
tutur. Fungsinya untuk menegaskan bahasa yang hendak disampaikan.
3. Bahasa
itu adalah bunyi
Bahasa yang sifatnya primer, dapat diucapkan dan menghasilkan bunyi. Dengan demikian, bahasa tulis adalah bahasa sekunder yang
sifatnya berupa rekaman dari bahasa
lisan, yang apabila dibacakan/dilafalkan tetap melahirkan bunyi juga.
Bahasa
sebagai suatu hal yang bermakna erat kaitannya dengn sistem lambang bunyi. Oleh
sebab itu bahasa dilambangkan dengan
suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang hendak
disampaikan melalui wujud bunyi tersebut, maka bahasa itu dapat dikatakan
memiliki makna.
Arbitrer
dapat diartikan ‘sewenang-wenang’, ‘berubah-ubah’, ‘tidak tetap’,
‘manasuka’. Arbitrer diartikan pula dengan tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa
yang berwujud bunyi dengan konsep atau
pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut.
6. Bahasa
itu manusiawi
Bahasa
manusiawi adalah bahasa yang lahir alami oleh manusia penutur bahasa dimaksud.
Karena pada binatang belum tentu ada bahasa meskipun binatang dapat
berkomunikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar