Translate

Minggu, 26 Juni 2016

Unsur Pembangun Puisi



1. Bunyi
Bunyi yang dimaksud adalah suara yang dikeluarkan alat ucap manusia saat membaca puisi, dengan bunyi akan menghasilkan efek langsung yang diterima alat pendengaran manusia yang kemudian akan mengirimkan pesan atau makna yang disampaikan pengarang. Dalam bunyi puisi terbagi menjadi beberapa golongan antara lain irama,kakafoni dan efoni,onomatope,aliterasi,asonansi,anaphora dan epifora.

2. Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Pilihan kata yang dimaksud  merupakan keahlian pengarang dalam memilih,menggunakan ataupun mengolah kata menjadi kata yang lebih indah dan bermakna. Misalkan untuk mengungkapkan suatu kejadian yang menyeramkan seorang penyair akan mengungkapkan kalimat sebagai berikut.
Malam gelap,dingin,berpetir membelah langit
Itu darah,nanah dan potongan badan dimana-mana

3. Citraan  
Citraan adalah tulisan dalam suatu karya yang menyimbolkan kerja panca indra. Jenis-jenis citraan yaitu citraan penglihatan,pendengaran,penciuman,perabaan,rasaan dan gerak.
Contoh citraan penglihatan.
‘lihat itu binatang jalang, dari kumpulannya terbuang’

4. Majas (Gaya Bahasa)
Gaya bahasa secara garis besar terbagi menjadi 4, yaitu gaya bahasa perbandingan,gaya bahasa pertautan,gaya bahasa perulangan Dan gaya bahasa pertentangan. Gaya bahasa sendiri adalah  penggambaran suatu kejadian dengan cara penyampaian tertentu untuk menghasilkan nilai-nilai estetika.(Tarigan:2010:2)
Contoh
gaya bahasa personifikasi.(suatu penggambaran sifat manusia terhadap benda mati)
‘Gunung itu menjerit ketika orang-orang menjarahnya’

5. Bahasa Retorika
Bahasa retorika adalah bahasa muluk-muluk yang digunakan penyair untuk mengungkapkan suatu keadaan, dalam fenomena ini banyak para penikmat sastra menjadi tidak paham maksud dari puisi tersebut, meskipun begitu, style ini justru menjadi sasaran para penyair jika ia ingin menampilkan maksud yang tersirat.Contoh pada kutipan puisi sarang angin karya korrie layu rampan berikut ini.

Kau berenang mencari bulan
Di daun dan ranting-ranting dingin
Tapi ombak membawamu ke tepian
Ke tumpukan sarang angin

6. Tipografi Puisi









 


Tipografi sejajar diatas menunjukkan suasana yang sejajar dengan isinya

















 


Tipografi berserakan diatas menunjukkan keadaan liar dari segi isinya dan memperlihatkan hal yang tidak berhubungan













 
Tipografi seperti ini menunjukkan suatu keadaan yang memusat atau klimaks













 
                        

Tipografi zig-zag diatas menunjukkan suatu eksperimen keadaan yang berjalan selangkah demi selangkah.

7. Makna
Makna dalam hal ini bersifat tersirat,tersurat ataupun beranalogi, dalam pengkajiannya kita dapat menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu, sesuai dengan yang disampaikan pengarang. (Hasanuddin: 2001)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar