2.1
Pengertian
Kalimat
Menurut
Abdul Chaer (2008:5) dalam bukunya yang berjudul Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses), kalimat adalah
satuan sintaksis yang dibangun oleh konstituen dasar (biasanya berupa klausa),
dilengkapi dengan konjungsi (bila diperlukan), disertai dengan intonasi final
(deklaratif, interogatif, imperative, atau interjektif).
Menurut
Alwi, dkk., kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat
diucapkan dengan suara naik turun dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya
perpaduanataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud
tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf capital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu di
dalamnya disertakan juga berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:),
tanda pisah(-), dan spasi (2003: 311).
Kemudian,
menurut Putrayasa (2010: 20), kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi
oleh adanya jeda panjang yang disertai anada akhir naik atau turun.
2.2
Jenis
Kalimat
Menurut beberapa pakar
bahasa, kalimat masih dapat diuraikan menjadi beberapa bagian ditinjau dari jumlah
klausa, bentuk sintaksisnya, kelengkapan unsurnya, dan susunan subjek dan
predikatnya. Berikut klasifikasi kalimat menurut Effendi Sanusi (2006:107).
2.2.1
Kalimat
menurut Bentuknya
Menurut
bentuknya (struktur gramatikalnya), kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat
tunggal dan kalimat majemuk.
A.
Kalimat
Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa.
Contoh
kalimat diambil dari puisi W.S. Rendra yang berjudul Balada Terbunuhnya Atmo Karpo.
Segenap warga desa
mengepung hutan itu.
S P K tempat
B.
Kalimat
Majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk
dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat.
1)
Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara
adalah kalimat majemuk yang pola-pola kalimatnya memiliki kedudukan yang setara,
tidak ada pola kalimat yang menduduki suatu fungsi yang lebih tinggi dari pola
yang ada. Kalimat majemuk setara dapat dibedakan menjadi tiga macam: kalimat
majemuk setara hubungan penjumlahan, kalimat majemuk setara hubungan pemilihan,
dan kalimat majemuk setara hubungan pertentangan.
a.
Kalimat
Majemuk Setara Hubungan Penjumlahan
Kalimat
majemuk jenis ini terjadi dengan merangkaikan dua kalimat tunggal. Dua kalimat
tunggal itu dapat dirangkaikan dengan kata hubung dan dan serta. Contoh kalimat
diambil dari cerpen Tas Pelangi karya
Aristy Novia Putri.
Tas dengan warna-warna cerah dan corak yang bagus
selalu membuat iri.
b.
Kalimat
Majemuk Setara Hubungan Pemilihan
Yang
dimaksud dengan hubungan pemilihan ialah hubungan yang menyatakan pilihan di
antara dua kemungkinan yang dinyatakan oleh kedua klausa yang dihubungkan. Kata
untuk menyatakan hubungan pemilihan ialah atau.
Contoh diambil dari novel Perahu Kertas
karya Dewi Lestari halaman 28.
Tidak
juga Ojos, atau Kugy, tahu jawabannya.
c.
Kalimat
Majemuk Setara Hubungan Pertentangan
Yang
dimaksud dengan hubungan pertentangan ialah hubungan yang menyatakan bahwa yang
dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan yang dinyatakan dalam
klausa kedua. Hubungan itu ditandai oleh kata tetapi atau sedangkan.
Contoh diambil dari cerpen Tas Pelangi
karya Aristy Novia Putri.
Pandangan tersebut bukan pada Ibunya, tetapi pada
kain coklat usang yang dijahit Ibu.
2)
Kalimat
Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk
bertingkat adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua buah klausa atau lebih
dan kedudukan klausa itu tidak setara (terdiri atas induk kalimat dan anak
kalimat). Hubungan itu ditandai dengan kata seandainya,
karena, atas, dan sehingga. Contoh
diambil dari novel Perahu Kertas
karya Dewi Lestari halaman 252.
Ia resmi menyandang
title pegawai termuda karena dialah satu-satunya yang bekerja dengan status
magang sambil menunggu ijazah.
2.2.2
Kalimat
Berdasarkan Maknanya
Jika
ditinjau dari segi makna atau nilai komunikatifnya, kalimat dapat dibedakan
menjadi empat macam: kallimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya, dan
kalimat seru.
1)
Kalimat
Berita
Kalimat
berita, yang sering pula dinamakan kalimat deklaratif, adalah kalimat yang
isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Contoh diambil dari cerpen
Tas Pelangi karya Aristy Novia Putri.
Ternyata Ayu
bukan tipe cewek sejahat yang Ella kira.
2)
Kalimat
Perintah
Kalimat
perintah, yang disebut juga kalimat imperative, adalah kalimat yang maknanya
memberikan perintah untuk melakukan sesuatu. Contoh diambil dari puisi Balada Terbunuhnya Atmo Karpo karya W.
S. Rendra.
Majulah Joko Pandan!
3)
Kalimat
Tanya
Kalimat
Tanya, yang biasa disebut kalimat introgatif, adalah kalimat yang isinya
menanyakan sesuatu atau seseorang. Contoh diambil dari cerpen Tas Pelangi karya Aristy Novia Putri.
Ella, kenapa tidak masuk kelas?
4)
Kalimat
Seru
Kalimat
seru, disebut juga kalimat interjektif, adalah kalimat yang mengungkapkan rasa
hati pembicara: perasaan gembira, kagum, sedih, takut, heran, jijik, dst. Contoh
diambil dari cerpen Tas Pelangi karya
Aristy Novia Putri.
Ya ampun, Ayu,
kamu baik banget!
2.2.3
Kalimat
Berdasarkan Peranan Subjek
Berdasarkan
peranan subjeknya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat aktif dan kalimat
pasif.
1)
Kalimat
Aktif
Kalimat aktif adalah
kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan. Contoh diambil dari novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari halaman
59.
Keenan
memejamkan matanya sejak sepuluh menit pertama kereta api itu bertolak dari
Stasiun Bandung.
2)
Kalimat
Pasif
Kalimat pasif adalah
kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Contoh diambil dari novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari halaman
200.
Kamar kamu yang dulu
sudah dibersihkan.
2.2.4
Kalimat
Berdasarkan Kelas Kata Predikatnya
Berdasarkan
kelas kata predikatnya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat verbal, kalimat
nominal, kalimat adjektival, dan kalimat numeral.
S
1)
Kalimat
Verbal
Kalimat verbal adalah
kalimat yang predikatnya terdiri atas verba. Kalimat verbal dapat dibedakan menjadi
kalimat verbal transitif dan kalimat verbal taktransitif.
a.
Kalimat
Verbal Transitif
Kalimat
verbal transitif adalah kalimat verbal yang membutuhkan objek. Contoh diambil
dari cerpen Tas Pelangi karya Aristy
Novia Putri.
Ella meneguk segelas
air sambil memandangi sosok perempuan yang sedang menjahit.
b.
Kalimat
Verbal Taktransitif
Kalimat
verbal taktransitif adalah kalimat verbal yang tidak membutuhkan objek. Contoh
diambil dari cerpen Tas Pelangi karya
Aristy Novia Putri.
Ia segera pergi begitu
saja seolah-olah dia baru saja berbicara pada angin.
2)
Kalimat
Nominal
Kalimat nominal adalah
kalimat yang predikatnya terdiri atas nomina. Contoh diambil dari puisi Kampung karya Subagio Sastrowardojo.
Hidup di negeri ini
seperti di dalam kampung.
3)
Kalimat
Adjektival
Kalimat adjektival
adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas adjektiva. Contoh diambil dari puisi
In Memory of W. B. Yeats karya W. H.
Auden.
Hari ia meninggal
adalah hari gelap dan dingin.
4)
Kalimat
Numeral
Kalimat
numeral adalah kalimat yang predikatnya terdiri atas numeralia. Contoh diambil
dari Contoh diambil dari novel Perahu
Kertas karya Dewi Lestari halaman 36.
Keluarga besarku, the “K” family,
lima bersaudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar