Perubahan semantik atau perubahan makna tersebut tentu
saja dapat ditinjau dari berbagai segi. Ada enam jenis perubahan makna, yaitu
generalisasi (perluasan), spesifikasi (pengkhususan, penyempitan), ameliorasi
(peninggian), peyorasi (penurunan), sinestesia (pertukaran), dan asosiasi
(persamaan) (Dale, 1971:210-2; Keraf, 1980:130-1; dan Tarigan, 1985:160-163
dalam Henry Guntur Tarigan, 1990:85). Berikut ini penjelasan keenam jenis
perubahan makna tersebut.
1.
Generalisasi
Generalisasi atau perluasan adalah suatu proses perubahan makna kata
dari yang lebih khusus ke yang lebih umum, atau dari yang lebih sempit ke yang
lebih luas (Henry Guntur Tarigan, 1990:86). Perhatikan contoh berikut ini.
kata makna
dulu makna
kini
bapak ayah
semua orang yang
lebih berkedudukan
lebih
tinggi; tuan
ibu emak
semua wanita yang
berkedudukan
lebih
tinggi;
nyonya
putra anak
laki-laki raja semua anak laki-laki
putri
anak
wanita raja semua anak wanita
2.
Spesialisasi
Proses spesialisasi atau pengkhususan, penyempitan mengacu kepada
suatu perubahan yang mengakibatkan makna kata menjadi lebih khusus atau lebih
sempit dalam amplikasinya. Kata tertentu pada suatu waktu dapat diterapkan pada
suatu kelompok umum, tetapi belakangan maknanya. Dengan perkataan lain, cakupan
makna pada masa lalu lebih luas daripada masa kini (Henry Guntur Tarigan,
1990:88). Berikut ini contoh spesialisasi.
kata makna
dulu makna kini
sarjana cendekiawan
gelar universiter, lulusan perguruan
tinggi
kembang mekar; mengurai bunga
abad masa seratus
tahun seratus tahun
3.
Ameliorasi
Kata ameliorasi (yang
berasal dari bahasa Latin melior
‘lebih baik’ berarti ‘membuat menjadi lebih baik, lebih tinggi, lebih anggun,
lebih halus’. Dengan perkataan lain, perubahan amelioratif mengacu kepada
peningkatan makna kata; makna baru dianggap lebih baik atau lebih tinggi
nilainya daripada makna dulu (Henry Guntur Tarigan, 1990:90). Contoh ameliorasi
yaitu sebagai berikut.
wanita lebih
baik, lebih hormat daripada perempuan
istri lebih baik,
lebih hormat daripada bini
suami lebih baik,
lebih hormat daripada laki
tunarungu lebih baik, lebih hormat
daripada tuli
4.
Peyorasi
Kata peyorasi berasal dari
bahasa latin pejor yang berarti
‘jelek’, ‘buruk’. Perubahan penyoratif
mengacu kepada penurunan makna; makna baru dianggap lebih jelek atau lebih
rendah nilainya daripada makna dulu. Peyorasi
adalah suatu proses perubahan makna kata menjadi lebih jelek atau lebih rendah
daripada makna semula (Henry Guntur Tarigan, 1990:92). Contoh peyorasi yaitu sebagai berikut.
bini dirasakan
lebih kasar daripada istri; nyonya
tolol dirasakan
lebih kasar daripada kurang cerdas
mampus dirasakan lebih
kasar daripada meninggal
tuli dirasakan
lebih kasar daripada tunarungu
bunting dirasakan lebih
kasar daripada hamil
5.
Sinestesia
Ada sejenis perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan
antara dua indera yang berbeda. Perubahan makna yang seperti ini disebut sinestesia (Henry Guntur Tarigan,
1990:95). Contohnya yaitu sebagai berikut.
Hatimu jelek benar!
Kata-katanya pedih
sekali.
Ceritanya menggelikan.
Cita-citanya indah
benar.
6.
Asosiasi
Ada semacam perubahan makna yang terjadi sebagai akibat persamaan
sifat. Perubahan makna seperti ini disebut asosiasi
(Henry Guntur Tarigan, 1990:96). Contohnya sebagai berikut.
Apa kerja benalu ini
di sini? (pengganggu)
Rasakan, kini kamu kena batunya. (akibat buruk)
Nilai matematika saya merah. (jelek; buruk)
Syukurlah, kini mereka telah punya papan sendiri. (rumah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar